Close Menu
Citpose.com
  • Home
  • Nasional
  • Advertorial
  • Pemerintahan
  • Destinasi
  • Pendidikan
  • Olahraga

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Kutim Genjot Perbaikan Statistik Lewat Sosialisasi EPSS

25 September 2025

Jaga Stabilitas Keamanan, Polres Kutim Sisir Titik Rawan Sangatta

23 September 2025

ASN Peserta Kelompok 4 PKA Angkatan III Samarinda Ditantang Wujudkan Inovasi di Instansi Masing-Masing

23 September 2025
Facebook X (Twitter) Instagram
  • Disclaimer
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Penawaran Iklan
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest Vimeo
Citpose.com
  • Home
  • Nasional
  • Advertorial
  • Pemerintahan
  • Destinasi
  • Pendidikan
  • Olahraga
Citpose.com
You are at:Home»Destinasi»Meneguk Air Sungai Marak yang Bisa Langsung Diminum dari Akar Pepohonan
Destinasi

Meneguk Air Sungai Marak yang Bisa Langsung Diminum dari Akar Pepohonan

adminBy admin26 Agustus 20203 Mins Read
Facebook Twitter Telegram WhatsApp
Share
Facebook Twitter Email Copy Link Telegram WhatsApp

Kutai Timur – Gemericik air tak henti-hentinya mendendangkan suara alam nan syahdu, menyambut langkah rombongan Pendakian dan Pengibaran Bendera Merah Putih ” Merdeka dalam Jiwa” yang digagas oleh komunitas pecinta alam (KPA) Sangatta Backpacker beberapa waktu lalu dalam momem HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Alangkah indahnya. Suara itu bersumber pada aliran sungai yang sangat jernih, dengan sedikit bebatuan di dasarnya. Tidak seperti sungai pada umumnya, air yang deras mengalir itu berwarna merah. Menurut Guide (pemandu) dari Desa Karangan Dalam, Kecamatan Karangan yaitu Sumardi yang ikut dalam kegiatan ini mengutarakan jika sungai merah itu sudah ada sejak dulu.

“Karena warna air yang merah seperti air teh, sungai tersebut dinamai Sungai Marak atau sungai merah dalam bahasa Dayak Basap. Air berwarna merah ini berasal dari kontaminasi akar-akar pepohonan di hutan Gunung Beriun yang menjadi hulu sungai yang masih sangat lebat ciri khas hujan tropis di kalimantan. Kalau hanya karena serbuk tanaman, paling sekitar 5 meter sudah tidak jernih lagi. Ini berwarna merah hingga ke desa,” jelasnya.

Pemuda yang aktif di LSM Pemuda Karangan Peduli Bumi (PKPB) itu juga menuturkan juga heran ada empat sungai lain yang juga berhulu di Gunung Beriun, yaitu Sungai Nyuaring, Intai, Nabri, dan Pangean malah justru tidak berwarna merah.

“Jadi hanya di sepanjang jalur pendakian di Gunung Beriun ini kita bisa menemui air merah yang di Sungai Marak yang rasanya tawar dan aman langsung dikonsumsi. Air yang mengalir sejauh 9 kilometer ini pun satu-satunya yang dibutuhkan para pendaki selama ekspedisi untuk memenuhi logistik memasak selama di camp pendakian,” ucap lelaki yang masih punya darah Suku Badui, Banten tersebut.

Hingga kini Sungai Marak menjadi tumpuan bagi warga Kampung Baay yang muaranya berada di Desa Muara Bulan. Namun seiring perkembangannya, kelestarian Sungai Marak mulai terancam pasalnya ada aktivitas penebangan hutan resmi maupun ilegal di Gunung Beriun.

“Tugas kita sebagai penggiat alam untuk melindungi serta mengkampanyekan Gunung Beriun tetap lestari, jangan sampai terjadi kerusakan alam yang masih terjaga di gugusan kawasan pegunungan Karst Sangkulirang Mangkalihat,” pesannya.

Sementara itu, salah seorang dari alumni Siswa Pecinta Alam (Sispala) Kutim Jurni mengungkapkan jika dirinya baru pertama kali meneguk air Sungai Marak. Menurutnya pengalaman di Gunung Beriun limpahan airnya gampang ditemukan, namun tetap harus berhati-hati ketika melintas ketika mengambil air. Area batu dekat sungai cukup licin karena banyak ditumbuhi lumut. Tidak hanya itu di sekitar area Sungai Marak juga dipenuhi rimbunnya tanaman pakis yang cukup lebat.

“Airnya sangat segar dan dingin layaknya ketika mengambil minuman dari freezer. Air Sungai Marak salah satu sumber kehidupan dari kekayaan alam Gunung Beriun yang masih alami, tidak terkontaminasi dari zat-zat berbahaya. Untuk itu kita harus jaga keasrian air tetap terjaga agar bisa menghidupi potensi keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna di beriun,” ucapnya.

irfan
Share. Facebook Twitter Email Telegram WhatsApp
admin

Related Posts

Syebielza Harumkan Nama Sultra di Kancah Nasional

11 April 2021

Wisata Kuliner Samarinda Potensial dan Menjanjikan

24 Maret 2021

Melihat Indahnya Agro Wisata Gifta Garden Balikpapan

11 Oktober 2020
Leave A Reply Cancel Reply

Berita Terbaru
  • Kutim Genjot Perbaikan Statistik Lewat Sosialisasi EPSS
  • Jaga Stabilitas Keamanan, Polres Kutim Sisir Titik Rawan Sangatta
  • ASN Peserta Kelompok 4 PKA Angkatan III Samarinda Ditantang Wujudkan Inovasi di Instansi Masing-Masing
  • Permudah Perpanjangan SIM, Satlantas Kutim Gelar Layanan Keliling di Kecamatan
  • Kodim 0909/Kutim Terima Kunjungan Tim Penilai Lomba Binter Tingkat Pusat
  • Momentum Harhubnas, Dishub Kutim Refleksi Peran Insan Transportasi
  • Bupati Luncurkan MBG, Polres Kutim Kawal Penyaluran Hingga ke Pelajar
  • Bupati Kutim Luncurkan Program Makan Bergizi Gratis untuk Pelajar
  • Kalahkan Balikpapan 3-0 di Final, JMSI Kutim Juara Liga JMSI 2025 Kaltim
  • Webinar Diseminasi Data Nasional Terpilah Gender 2024, Asisten Administrasi Umum Sudirman Latif Tegaskan Peran TPAKD Kutim Dalam Berdayakan Kaum Perempuan
Categories
  • Advertorial
  • Daerah
  • Destinasi
  • KALTIM
  • Kutai Timur
  • Kutai Timur
  • Nasional
  • Olahraga
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Samarinda
  • Tokoh
  • Traveller
© 2025 Powered ByCitpose.com.
  • Iklan
  • Karir
  • Kontak
  • Kode Etik
  • Pedoman
  • Privasi
  • Disclaimer

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.