Kutai Timur – Di ketinggian 1.261 meter di atas permukaan laut (mdpl) tepatnya di puncak Gunung Beriun yang berada di Desa Karangan Dalam, Kecamatan Karangan, pendaki yang bisa menancapkan kakinya di atap beriun langsung disuguhkan pemadangan amboi gugusan Pegunungan Karst Sangkulirang Mangkalihat.

Hamparan nan luas gunung-gunung batu yang dikelilingi lebatnya ribuan pohon tampak begitu jelas. Di sebelah barat ada pegunungan karst di kawasan Danau Tebo dan selatan menjulang pegunungan kulat yang berbatasan dengan Kabupaten Berau.
Gunung Beriun memiliki luas kawasan mencapai 25.870 hektare. Hanya sekitar 5.265 hektare kawasan ini yang merupakan hutan lindung, sedangkan sisanya adalah hutan produksi terbatas dengan luas total 20.605 hektare. Kawasan Gunung Beriun berbatasan dengan hutan produksi milik PT Segara Indochem, salah satu perusahan yang mendapat izin pada 1999 untuk menebang hutan di area seluas 10.508 hektare.
Pada waktu momen HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) lalu, sebanyak 42 pendaki gunung yang mengikuti kegiatan Pendakian dan Pengibaran Bendera Merah Putih “Merdeka dalam Jiwa” yang digagas oleh komunitas pecinta alam (KPA) Sangatta Backpacker larut dalam haru dan bangga berhasil mengibarkan bendera 7 x 2 meter.
Hasil ini menambah kegiatan catatan pendakian ke delapan kalinya pada 17 Agustus 2020 yang berhasil merengkuh atap beriun sejak dibuka pendakian edisi pertama oleh Tim Ekspedisi Black Borneo pada 1 September 2016 silam.
Salah satu guide (pemandu) lokal Saipul Anwar yang mendampingi rombongan pendaki mengutarakan jika Gunung Beriun Raya merupakan satu-satunya gunung berkontur tanah dan tertinggi di Kawasan Karst Sangkulirang. Gunung Beriun termasuk ke dalam sub kawasan Karst (pegunungan kapur) Sangkulirang yang meliputi Gunung Beriun, Batu Gergaji, Batu Tondoyan, Batu Tutunambo, dan Batu Pangadan.

“Uniknya, di tengah sub kawasan Karst Sangkulirang ini, Gunung Beriun adalah satu-satunya yang punya puncak berkontur tanah gambut,” jelasnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua LSM Pemuda Karangan Peduli Bumi (PKPB) tersebut meminta kepada seluruh pendaki yang sudah menapak di atap tertingi beriun bisa menggaungkan gunung ini kian terdengar di dunia minat khusus trekking.
“Tidak perlu jauh-jauh ke luar Kaltim, daerah kita juga punya tempat untuk menyalurkan hobi pendakian. Salah satunya di Gunung Beriun yang menawarkan sensasi perjalanan dengan kontur medan jalur menantang dan tentunya melihat langsung hutan tropis kalimantan yang masih lebat dan rapat,” paparnya.

Sementara itu, ada hal yang tak biasa terjadi, ketika Iman salah satu peserta pendakian merasa kaget ketika smartphone yang ia genggam berbunyi. Ya, ada nada dering yang muncul pertanda di puncak Gunung Beriun muncul sinyal 4G salah satu provider. Ia pun langsung mengarahkan smartphonenya untuk menyiarkan kegiatan alam bebasnya.
“Saya sempatkan update berswa foto dengan latar tulisan plang beriun dan tentunya pemandangan hijau yang memanjakan mata. Sebuah pengalaman yang tidak terlupakan, rasa cape mendaki hilang seketika, sekejap menikmati beriun raya tempat ekosistem lumbung air dari pegunungan karst dan habitat kekayaaan flora dan fauna yang masih terjaga,” tutur pria yang juga berprofesi sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Kutim tersebut.